Ketahui Fakta Indonesia Keluar Dari Resesi Ekonomi- Fakta Indonesia Keluar dari Resesi, Ekonomi 7,07% Tertinggi Sejak 2004 Indonesia resmi keluar dari zona resesi setelah pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 mencapai 7,07% year on year (yoy).
Indonesia Keluar Dari Resesi Ekonomi
Sementara itu, secara triwulanan (q to q) perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 3,31%. Berikut fakta-fakta Indonesia yang keluar dari resesi yang dirangkum oleh kami.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021 7,07% yoy
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 sebesar 7,07% secara tahunan atau year on year (yoy). Diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021 lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2021 yaitu sebesar 0,74%. Sedangkan pada triwulan II tahun 2020 sebesar -5,32%.
Tidak Mencatat Pertumbuhan Ekonomi Minus Selama Dua Triwulan Berturut-turut
Indonesia akhirnya keluar dari resesi karena tidak mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 2021 selama dua kuartal berturut-turut. Indonesia mengalami resesi pada tahun 2020 setelah mencatat tiga kali pertumbuhan ekonomi minus.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2021 Memperlihatkan Tren Perbaikan
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 menunjukkan tren perbaikan, baik dari sisi perbaikan ekonomi global, harga komoditas, maupun perbaikan ekonomi mitra dagang Indonesia.
Sementara itu, sektor domestik juga ditunjukkan dengan membaiknya kinerja ekspor dan impor, aktivitas masyarakat serta peningkatan konsumsi dan investasi.
Pemerintah dinilai berhasil memacu pemulihan ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengapresiasi keberhasilan pemerintah dalam memacu pemulihan ekonomi. Seharusnya patut disyukur karena melalui kerja keras bersama pemerintah, DPR, industri, dan masyarakat, akhirnya dapat keluar dari resesi ekonomi. Bahkan, capaian pertumbuhan pada triwulan ini menjadi yang tertinggi sejak 2004.
Hal ini tidak hanya disebabkan oleh base effect yang rendah, namun memang kondisi perekonomian sedang menuju pembalikan sejalan dengan dukungan stimulus pemulihan ekonomi dan upaya pemulihan ekonomi. mengendalikan pandemic.
Sinyal Positif Perbaikan Ekonomi yang Tercermin dari Beberapa Indikator
Tanda-tanda positif perbaikan ekonomi tercermin dari beberapa indikator. Aktivitas manufaktur juga berada dalam zona ekspansi sebagaimana ditunjukkan oleh Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) di 53,5 Juni lalu.
Termasuk konsumsi listrik untuk industri dan bisnis yang tumbuh positif sebesar 26,1 persen (yoy) dan 14,5 persen (yoy) bulan lalu. Insentif pelonggaran PPnBM untuk Kendaraan Bermotor, misalnya, sangat berhasil mendorong konsumsi masyarakat. Alhasil, BPS mencatat kinerja industri alat transportasi tumbuh 45,70 persen, yang berkontribusi pada perbaikan sektor manufaktur. Dimana, sektor ini masih menjadi tumpuan perekonomian kita.
Semua Sektor Ekonomi Tumbuh Positif di Q2
BPS mencatat seluruh sektor ekonomi tumbuh positif pada triwulan II 2021. Tak terkecuali sektor akomodasi, makanan dan minuman, serta sektor transportasi yang tumbuh sebesar 21,58 persen (yoy) dan 25,10 persen (yoy). masing-masing.
Pada pemulihan kedua sector, Relaksasi kebijakan pembatasan aktivitas ini berkontribusi. Namun ke depan kita masih perlu mewaspadai dampak relaksasi terhadap jumlah penularan kasus. Apalagi sekarang kita dihadapkan pada gelombang kedua peningkatan kasus yang juga memicu diterapkannya kembali kebijakan pengetatan pembatasan mobilitas,” kata Puteri.
Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional
Pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan menempuh kebijakan fiskal dan moneter yang komprehensif. Selain itu, Pemerintah juga mengalokasikan dana APBN untuk pemulihan ekonomi sebesar Rp. 695,2 triliun.
Meski tidak tumbuh positif, namun diharapkan perekonomian nasional tidak mengalami kontraksi sebesar kuartal II. Selanjutnya pada triwulan IV diharapkan perekonomian nasional tumbuh positif sehingga kontraksi pada tahun 2020 dapat ditekan seminimal mungkin. si moneter. Dengan sinergi antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait, kebijakan tersebut dilaksanakan bersamaan.
Semakin banyak konsumsi maka ekonomi akan bergerak, itulah alasan Konsumsi sangat terkait dengan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp172,1 triliun untuk mendorong konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat.
Dana tersebut disalurkan melalui Bantuan Langsung Tunai, Kartu Pra Kerja, listrik, dan lain-lain. Pemerintah juga mendorong Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah melalui percepatan realisasi APBN/APBD. Konsumsi juga diarahkan untuk produk dalam negeri sehingga memberikan multiplier effect yang signifikan. Untuk UMKM, pemerintah antara lain memberikan penundaaan pembayaran dan subsidi bunga kredit perbankan, subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat dan Ultra Mikro.
Untuk korporasi, Pemerintah memberikan insentif pajak antara lain PPh Pasal 22 impor, pengurangan pengurangan PPh Pasal 25 dan pendahuluan PPN; menempatkan dana Pemerintah di perbankan untuk restrukturisasi debitur.
Demikian penjelasan dari saya tentang Ketahui Fakta Indonesia Keluar Dari Resesi Ekonomi semoga bermanfaat, terimakasih.
Sedang mencari usaha sampingan untuk menambah penghasilan? Coba main game judi slot online aja.
Judi slot online adalah game judi online yang bisa Anda mainkan melalui smartphone kapan saja dan dimana saja.
Dapatkan uang tunai hingga ratusan juta rupiah.
Temukan informasi menarik lainnya di chlg.org